Surabayatoday.id, Surabaya – Provinsi Jawa Timur dipilih sebagai provinsi pertama yang melaksanan program Reforma Agraria, Trijuang Pemetaan Bidang Tanah dari Jatim untuk Indonesia. Pogram tersebut dilaunching langsung secara virtual oleh Menteri ATR/Ka BPN RI Sofyan A Djalil bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Kakanwil BPN Jatim Jonahar di Gedung Negara Grahadi.
“Kita canangkan tahun 2025 seluruh persil tanah di Indonesia telah terpetakan. Jatim menarget akan bisa melakukan pemetaan bidang tanah antara 1,5 juta hingga 2 juta bidang tanah setahun. Kalau misal APBD yang dialokasikan tidak cukup membiayai maka komponen dana desa bisa digunakan sehingga program ini akan berhasil,” kata Sofyan A Djalil.
Ia menjelaskan dengan pemetaan bidang tanah yang detail dan berbasis desa, maka berbagai masalah akan bisa teratasi langsung maupun tidak langsung. Bahkan, kata dia, target dari program ini, selain seluruh bidang tanah terpetakan, jalan hingga parit juga akan terpetakan karena pemetaan berdasarkan citra satelit ini memiliki skala yang cukup besar.
“Setelah pemetaan tanah selesai per bidang, maka akan ketemu tanah di sana sini, dan ini akan detail karena berbasis desa dan masyarakat desa tentu tau dimana batas-batas wilayah di sekitarnya,” ungkapnya.
Setelah pemetaan selesai dilakukan, bakal dilakukan penetapan bidang tanah dan data yang ada akan dikunci oleh sistem berdasarkan kesepakatan saat penetapan. Sehingga hal ini juga akan memberikan jaminan bahwa tidak ada yang bisa mengubah atau mengutak-atik data yang tak sesuai dengan lapangan.
“Lewat progran Trijuang ini, setiap persil tanah kita akan petakan. Nanti manfaatnya banyak. Dalam hal tata ruang juga akan sangat bermanfaat. Investor yang akan berinvestasi cukup melihat peta wilayahnya apakah zona pemukiman, zona industri atau zona pertanian,” tegasnya.
Ke depan sistem pemetaan bidang tanah juga akan ditambahkan fitur topografi, kemiringan tanah dan beberapa fitur lain tergantung kebutuhan yang nantinya akan memberikan kenudahan layanan.
Sementara itu, Kakanwil BPN Jatim Jonahar menyampaikan bahwa persil demi persil di Jatim akan dipetakan secara detail yang kenudian akan dikomputerisasi lengkap dengan citra satelit resolusi tinggi.
Melalui program ini akan ada orang yang ditunjuk, baik dari desa, pemda maupun dari BPN. Targetnya selurih bidang tanah di Jatim alan terpetakan di tahun 2025. Mulanya targetnya adalah tahun 2024, namun karena pandemi maka diundur targetnya rampung di tahun 2025. (ST02)