Surabayatoday.id, Surabaya – Tentang penilaian sekolah Adiwiyata, salah satu anggota tim penilai Andreas Agus Kristanto Nugroho berharap besar kepada 14 lembaga pendidikan yang telah lolos . Sebab, dia menilai, masih banyak media pembelajaran lain yang belum dimanfaatkan oleh para guru atau warga sekolah.
Contohnya, beberapa potensi wisata alam, heritage, serta taman-taman di Surabaya yang dapat diadopsi untuk diterapkan di masing-masing lingkungan sekolahnya.
“Itu yang masih belum saya temukan di salah satu peserta ini. Jadi itu yang perlu dikembangkan oleh sekolah yang bisa menunjukkan karakter Surabayanya,” kata Andreas.
Anggota Riset dan Edukasi Program Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) ini juga menyatakan, seharusnya warga sekolah yang tinggal di Kota Pahlawan itu lebih paham dengan karakteristik Surabaya. Sebab, esensi dari Program Adiwiyata itu sendiri adalah bagaimana merubah perilaku ramah lingkungan.
“Itu yang mungkin jadi PR kawan-kawan sekolah di Surabaya. Bahwa ada suatu potensi yang dimiliki Surabaya yang bisa digunakan menjadi media pembelajaran,” jelasnya.
Menurut Andreas, dalam program ini rata-rata di sekolah itu hanya sekadar melengkapi persyaratan yang harus ada. Tapi, dia tidak mengerti esensi yang harus diajarkan kepada anak didiknya seperti apa.
Misalnya, sekolah tersebut telah memiliki biopori. Nah, tujuan dari biopori itu sendiri kan untuk mengatasi genangan. Seharusnya melalui biopori itu dapat menjadi pemicu ide-ide inovasi baru untuk menjawab tantangan Surabaya.
“Seharusnya dia bisa men-twice, bolehlah copy paste tapi silahkan rubah sedikit, misal saya modifikasi hasilnya. Cari yang bisa sesuai dengan sekolah saya seperti apa,” katanya.
Karena tu, Andreas berpesan kepada seluruh lembaga pendidikan yang lolos penilaian sekolah Adiwiyata agar terus belajar dan menambah jejaring kerja. Terutama, bersinergi dengan lembaga atau orang-orang yang biasa berkecimpung pada bidang lingkungan.
“Jangan bosan membaca, jangan bosan mencari ilmu dan cari kenalan dengan kawan-kawan yang berkegiatan di lingkungan pasti punya ide-ide yang bisa di-twice pada proses pembelajaran,” tutupnya. ((ST01)