Surabayatoday.id, Surabaya – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya menggagas membuat pertunjukan interaktif dan non-interaktif agar pekerja seni tetap bisa berkarya. Interaktif bisa melalui misalnya, zoom, streaming dalam bentuk misalnya lewat Instagram dan Youtube. Sedangkan non interaktif, itu bisa melalui taping (siaran) di media televisi.
Konsep yang diusung, pengambilan taping itu bisa memanfaatkan beberapa tempat tematik yang ada di Surabaya. Misalnya, destinasi sejarah atau tempat-tempat wisata.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Surabaya, Irvan Widyanto menyatakan, bahwa pekerja seni di Surabaya tetap bisa tampil namun dengan mengedepankan protokol kesehatan ketat. Selain itu, dalam pertunjukkan nanti, pastinya tidak menimbulkan kerumunan dengan cara-cara format yang anti mainstream.
“Yang penting seniman tampil. Kemudian format tontonannya pun bisa diseleksi hanya ada beberapa orang, kemudian di utamakan melalui daring. Yang penting kemasannya harus bisa menarik,” kata Irvan.
Irvan memastikan bahwa dalam waktu dekat formula itu akan segera direalisasikan. Namun, yang pasti bahwa selama ini Pemkot Surabaya terus berupaya agar bagaimana pekerja seni di Kota Pahlawan tetap bisa berkarya meski di tengah pandemi covid-19.
Tetapi ia mengungkapkan pertunjukkan yang digelar tidak harus di Sentra Wisata Kuliner (SWK) ataupun taman. “Jadi tidak mengacu waktu dan tempat. Kenapa kok tidak? Kan intinya seniman bisa menyalurkan bakatnya. Yang kedua dia kan bisa bekerja, mendapatkan honor dan sebagainya. Jadi tidak perlu harus di SWK atau di taman,” jelasnya. (jee)