Surabayatoday.id, Surabaya – Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dijadikan nama sebuah kafe. Namanya Historisma. Lokasinya di Jalan Bratang Binangun Surabaya. Kok bisa?
Ya, kafe dan nama kafe tersebut memang memiliki ikatan dengan Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini. Sebab rumah yang menjadi kafe itu adalah rumah masa kecil Tri Rismaharini. Sedangkan penggagas dibuatnya kafe sekaligus pengelolanya adalah Fuad Bernardi, putra sulungnya.
“Nama Historisma diambilkan dari penggabungan sejarah rumah ini dengan nama Ibu. Rumah ini adalah rumah bersejarah (history), lalu digabung dengan nama Ibu. Jadilah Historisma,” ujar Fuad Bernardi, Selasa (25/8) malam usai soft opening kafe tersebut.
Fuad mengaku awalnya bingung memilih nama Bahkan sebelumnya nama yabg dipilih adalah ‘Kopi Rahasia’. Namun kemudian ia kurang sreg.
“Kalau Kopi Rahasia kok kayaknya (terdengar) biasa dan susah diingat,” kata Fuad.
Akhirnya ia menemukan nama Historisma itu. “Karena kepikiran sejarah (history) rumah dan (huruf) R nya ada Risma, akhirnya saya pilih nama itu. Saya gabungkan saja (history) dengan nama Ibu (Risma) jadi ‘Historisma’. Paling tidak gampang diingat,” ungkap dia.
Ketua Karang Taruna Surabaya ini pun berharap, ke depan Historisma tak hanya menjadi brand kedai kopi ternama di Kota Surabaya, tapi bisa tersebar di kota-kota lain. “Alhamdulillah memang sebelum launching hari ini itu sudah ada beberapa investor minta franchise di Historisma,” kata Fuad.
Sementara itu, dalam acara soft opening tersebut, Tri Rismaharini hadir dan memberikan sambutan. Bahkan, acara ini juga dihadiri mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Risma berharap, Historisma ke depan bisa terus berkembang dan menjadi tempat untuk kumpulnya anak-anak muda kreatif di Surabaya. Menurut dia, anak-anak muda memang harus berani mencoba tantangan agar bisa menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Salah satunya yakni dengan mulai membuka wirausaha.
“Semakin banyak anak muda punya tekad menjadi wirausaha, justru menurut saya lebih bagus,” ungkapnya.
Apalagi, ia menyebut, dalam tiap hari perputaran uang di Surabaya sangat besar. Jika peluang emas itu tidak diambil dengan menciptakan usaha-usaha tertentu, maka warga Surabaya tidak bisa ikut menikmati perputaran uangnya.
“Kalau kita tidak bisa ambil peluang ini, maka itu diambil orang lain,” tambahnya.
Tapi dikatakan bahwa tidak ada upaya yang mudah. Meski demikian ia menegaskan perlu cara dan kerja keras untuk melakukannya. “Yang penting kita tidak usah malu,” pesannya. (jee)