Surabayatoday.id, Surabaya – Partai Golkar terang-terangan bakal mengusung Machfud Arifin (MA) pada Pilkada Surabaya 2020 sebagai Bakal Calon Wali Kota (Bacawali). Namun sampai sekarang, partai.berlambang pohon beringin ini belum mengeluarkan surat rekomendasi definitif kepada MA.
Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Sarmuji menyatakan DPP memang belum mengeluarkan surat rekomendasi. Menurut dia, Golkar masih menunggu siapa Bakal Calon Wakil Wali Kota (Bacawawali) yang akan dipilih MA. Sampai saat ini MA belum menentukan siapa calon wakilnya itu.
“Karena Pak MA belum ada pasangannya tentu kami (Partai Golkar, red) tidak bisa mengeluarkan rekomendasi definitif,” ungkap Sarmuji di sela-sela acara Musda X DPD Partai Golkar Surabaya di Hotel Luminor, Minggu (12/7).
Dia menegaskan, seandainya MA sudah ada pasangannya, tentu akan dikeluarkan rekom definitif untuk MA. Sebab, pada hari yang sama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah mengeluarkan surat rekomendasi untuk delapan daerah di Jatim.
“Khusus Pilkada Surabaya kami tunda dulu SK-nya karena pak MA belum menentukan wakilnya. Hari ini (Minggu, 12/7) sudah turun surat rekomendasi calon untuk delapan daerah. Karena daerah-daerah itu sudah jelas pasangannya dan juga sudah jelas koalisinya, ” tambah dia.
Ia lantas menyebutkan delapan daerah yang sudah keluar surat rekomendasinya itu. Yakni Tuban, Lamongan, Gresik, Kabupaten Mojokerto, Ngawi, Kabupaten Kediri, Sumenep, dan Kota Pasuruan.
Belum keluarnya surat rekom itu, apakah bukti Partai Golkar mulai goyah? Sarmuji membantah. Menurut dia, Partai Golkar tetap berkomitmen mengusung MA. “Kan sudah saya sampaikan tadi, bahwa seandainya pak MA sudah memiliki wakil, hari ini (kemarin, red) beliau pasti dipanggil DPP di Jakarta untuk menerima surat rekomendasi, “jawab dia.
Lebih jauh, Sarmuji menegaskan, jika partainya tak memberikan deadline kepada MA untuk memilih wakil. Sebab pihaknya juga masih menunggu petunjuk DPP, kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan surat rekomendasi MA tersebut.”
“Kita tunggu Pak MA kapan seleksi wakilnya kelar,” imbuh dia.
Diakui Sarmuji, sebenarnya belum diumumkannya calon wakil MA ada plus minusnya. Kalau dikeluarkan sekarang, plusnya ada dua mesin politik yang bisa bekerja, yakni calon wali kota dan wakil wali kota.
Selain itu juga bisa untuk menunggu siapa calon yang dipasang PDIP. “Kalau sebelah pasang kartu ini, jawabannya kartu itu. Jadi, seperti bermain kartu,” katanya lagi.
Bagaimana kalau pak MA melirik Arif Fathoni sebagai wakil? Sarmuji mengaku tak keberatan. Tapi persoalannya ini kan koalisi besar yang melibatkan delapan parpol pengusung. Nah, kalau semua parpol mengajukan calon, tentu akan ada delapan calon wakil.
“Saya paham, karena tak mungkin ada delapan wakil. Nah, silakan satu calon diambil dan kita serahkan ke pak MA untuk memilih sesuai hati nuraninya. Kalau pak MA memilih wakilnya dari Golkar, ya Alhamdullilah.” jelas dia.
Soal aksi kader Partai Golkar lainnya, Gus Hans yang juga disodorkan untuk jadi wakil MA, tapi berusaha menjalin komunikasi untuk menjadi wakil Whisnu Sakti Buana, Sarmuji mengaku sampai sekarang belum ada konfirmasi. Karena itu, dia menyatakan tidak bisa menjawab. Karena tidak ada komunikasi antarpartai dan juga dengan Whisnu Sakti Buana.
Begitu juga beredarnya foto Gus Hans ketemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sarmuji juga menegaskan dirinya juga tak tahu ketemu itu dalam konteks apa. Karena bisa jadi konteksnya silaturahmi atau menghadiri acara tertentu. (jee)