Surabayatoday.id, Surabaya – Tiga alat canggih untuk penanganan covid-19 dimiliki Pemkot Surabaya. Ketiga alat canggih itu, yakni robot service (Rose), bilik sterilisasi APD dan crane pemulasaran jenazah otomatis.
Tiga alat ini merupakan bantuan dari Institut Teknologi Telkom Surabaya. Alat-alat tersebut langsung diterima oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (13/5).
Rektor IT Telkom Surabaya, Tri Arif Sarjono menjelaskan memberikan ketiga alat ini memiliki fungsi masing-masing. Pertama, Rose. Robot tersebut dapat bergerak sendiri sesuai dengan perintah operator untuk membantu peletakkan barang-barang logistik.
“Misalnya, meletakkan makanan, baju atau obat-obatan,” ungkapnya.
Kedua, bilik sterilisasi APD. Alat ini yang lebih canggih dari bilik sterilisasi sebelumnya. Sebab selain kedap (ada karet-karet di bagian pintu), cairan yang sudah keluar dapat diserap oleh vakum yang akan menyedotnya.
“Jadi tidak bingung airnya terbuang ke mana,” jelasnya.
Berikutnya crane pemulasaran jenazah otomatis. Arif menyebut, alat canggih itu dapat mengantarkan jenazah ke liang lahat tanpa ada kontak fisik secara langsung dengan petugas.
Crane pemulasaran jenazah otomatis terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama yakni keranda yang berfungsi membawa peti jenazah dari ruang jenazah ke ambulans dan dari ambulans ke liang lahat yang digerakkan dengan konsol dan dipegang oleh operator.
“Bagian kedua bernama crane. Itu yang terpasang di atas liang lahat. Fungsinya untuk menurunkan peti mati dari keranda menuju liang lahat,” ungkapnya.
Untuk membawa peti jenazah ke atas liang lahat, Arif memastikan operator harus mengarahkan keranda mendekati liang lahat. Kemudian, operator beserta tim memasang rel roda keranda membujur di atas liang lahat agar crane dapat melintang di atas liang lahat.
Lalu operator menaikkan keranda peti jenazah di atas liang lahat dengan menggunakan rel. “Setelah diangkat, baru keranda dan relnya dipindahkan supaya peti dapat masuk ke dalam liang lahat,” jabar dia.
Sementara itu Wali Kota Risma mengatakan, ketiga alat tersebut sangat membantu para tenaga kesehatan (nakes). Salah satunya adalah alat bilik sterilisasi APD. Menurut dia, secara teori dokter maupun perawat tidak akan terpapar karena sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
“Namun mengapa masih bisa tertular? Saya pikir saat melepasnya itu dia harus steril dahulu. Sehingga virusnya sudah mati sebelum kita melepas APD tersebut,” katanya.
Ia juga emnyatakan tiga alat ini akan diletakkan di RSUD dr Sowandhie agar dapat membantu para tenaga kesehatan menjalankan tugas. Selain itu, alat itu juga diharapkan dapat menekan angka penularan pasien terhadap para tenaga kesehatan. (jee)