Surabayatoday.id, Surabaya – Kabar gembira bagi Kota Surabaya. Meski jumlah pasien yang positif covid-19 naik, namun jumlah pasien sembuh juga banyak.
Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebut ada 1.380 pasien yang sembuh dari covid-19. Angka tersebut berdasarkan data pemantauan yang dimiliki oleh Dinkes per Rabu (22/4) pukul 16.00 WIB.
Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr Ponco Nugroho. Ia menyebutkan dari data 1.380 pasien yang sudah dinyatakan sembuh itu, terdiri dari 1.086 orang dalam pemantauan (ODP), 243 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 51 orang pasien terkonfirmasi.
“Angka kesembuhan lebih tinggi 6 persen dari pada kematian,” kata dr Ponco, Kamis (23/4).
Ponco menjelaskan bahwa warga yang berstatus sebagai ODR berjumlah 4.297 jiwa. Dari angka tersebut, warga yang telah selesai dipantau mencapai 4.054 jiwa. Artinya, yang sedang terpantau saat ini jumlahnya 243 jiwa.
Sementara itu, jumlah warga yang statusnya sebagai OTG sebanyak 647 orang. Mereka terdiri dari 318 sudah selesai dipantau dengan 14 hari masa inkubasi.
“Tinggal 329 yang sedang dalam pantauan,” ungkapnya.
Menurut dia, pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebenarnya sebagian besar memiliki riwayat penyakit penyerta. Dari data menyebutkan, pasien covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 36.
Rinciannya adalah 2 pasien meninggal tanpa penyakit penyerta, 32 pasien dengan penyakit penyerta, dan dua kasus PDP dengan penyakit penyerta.
“Sekali lagi, dari 36 hanya ada dua pasien yang meninggal tanpa penyakit penyerta,” jelasnya.
Sementara itu, untuk semua pasien yang telah sembuh tersebut, merupakan pasien rawat jalan dan rawat inap. Bagi pasien rawat jalan, Pemkot Surabaya telah memberikan perhatian melalui berbagai macam intervensi.
Di antaranya permakanan sehari tiga kali, minuman tradisional pokak, telur rebus, vitamin dan masker. Bahkan pemkot juga support kebutuhan pribadi, seperti sikat gigi, sisir, sabun mandi, shampo, piring, serta sendok.
“Kami berusaha semaksimal mungkin agar imun mereka meningkat. Apalagi psikis orang yang diperhatikan itu positive thinking dapat menambah imun,” terangnya.
Saat ditanya kenapa angka positif di Surabaya mengalami kenaikan? Ponco menjelaskan bahwa selama ini pemkot melakukan test rapid dan tes swab tidak hanya sekali. Misalkan, salah satu pasien saat dilakukan rapid test hasilnya negatif, maka akan dilakukan kembali rapid test kedua.
“Dan itu dilakukan semasif mungkin, termasuk Orang Dalam Risiko (ODR) dan Orang Tanpa Gejala (OTG),” paparnya. (jee)