Surabayatoday.id, Surabaya – Adanya kasus penipuan berkedok jasa Wedding Organizer (WO), dinilai merugikan masyarakat, terutama calon pengantin. Alih-alih menggelar pesta yang tak terlupakan dalam seumur hidup, calon pengantin justru malu. Pesta pernikahan batal digelar, juga mereka gigit jari gara-gara uang pesta pernikahannya raib.
Teranyar, terkuaknya salah satu kasus WO bodong di Depok Jawa Barat. Kasus ini terkuak dan viral, setelah dua klien melapor polisi.
Owner Mahar Agung Wedding Organizer dr Dwi Wijaya menyayangkan adanya penipuan model ini. Menurut dia, sebagai pelaku industri WO, kasus demi kasus seperti ini akan menciptakan stigma negatif bagi industri WO.
Setidaknya, ada trauma dari para calon klien atau calon pengantin untuk menggunakan jasa WO. “Padahal seharusnya, WO adalah jasa untuk mempermudah calon pengantin untuk mempersiapkan hari pesta pernikahan mereka yang bahagia,” ujar Dwi Wijaya.
Makanya, lanjut dia, sejak pertama kali berprofesi sebagai wedding planner tahun 2009, pihaknya mengutamakan kepentingan klien. Dikatakan, Mahar Agung Wedding Organizer selalu konsisten memberikan edukasi kepada setiap para calon klien.
“Seperti, apa sih pentingnya menggunakan jasa WO. Tetapi memang masih banyak beberapa calon klien yang menjadikan harga adalah pertimbangan utama dalam memilih WO,” paparnya.
Dwi Wijaya mengatakan pertimbangan harga tidak keliru. Namun, kata dia, di situlah celah bagi para customer untuk menjadi korban penipuan WO bodong.
“Hanya berburu harga murah, tanpa mempertimbangkan track record, dan sistem kerja,” tambahnya.
Dwi Wijaya kemudian memberikan kiat sederhana bagi para calon pengantin yang sedang memilah WO agar tidak menjadi korban penipuan. Pertama, pastikan anda memiliki akses yang mudah untuk berkomunikasi dengan WO dipilih.
“Sangat direkomendasikan memilih WO yang memiliki kantor tetap dengan sistem kerja yang baik,” ujarnya.
Kedua, pastikan WO yang dipilih memiliki track record positif dalam menangani acara pesta pernikahan. Atau bahkan jika bisa, pilih WO yang mampu mempertahankan eksistensinya. Jangan tergesa-gesa mengambil risiko untuk memilih WO yang minim pengalaman.
Ketiga, lacak beberapa arus informasi, seperti di sosial media. Mulai dari testimoni client yang pernah menggunakan jasa WO tersebut, lalu berbagai komentar mengenai brand WO tersebut, hingga portofolio dari event yang pernah dikerjakan.
“Empat, pilh WO yang telah tergabung dalam organisasi/komunitas profesi. Saat ini sudah terdapat asosiasi pengusaha penata acara pernikahan yaitu Hastana Indonesia, yang saat ini menaungi WO yang berkompetensi di Indonesia. Ini adalah tolok ukur kalau sistem kerja mereka memiliki standart operasional prosedur,” jabar Dwi.
Tips berikutnya, pilih WO yang punya komitmen untuk memberikan kontrak yang menjelaskan hak dan kewajiban client. “Serta, rapi dalam memberikan tanda pembayaran kepada klien,” katanya lagi.
Ditambahkannya, meski demikian, lewat brand WO miliknya, Mahar Agung, ia menjadikan momentum ini sebagai sebuah tantangan. Ia tetap akan menjaga kepercayaan publik adalah hal utama. Komitmen tersebut, ia buktikan dengan perbaikan kinerja dan pelayanan dari brand WO miliknya.
“Kami terus mengembangkan brand Mahar Agung dengan pola atau sistem kerja yang terstruktur. Kedua, membuka ruang komunikasi seluas-luasnya kepada para client. Lalu ketiga senantiasa menjaga transparansi kepada klien,” pungkasnya. (jee)