Surabayatoday.id, Surabaya – Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengapresiasi upaya Bank Indonesia (BI) Jatim yang menggagas kepedulian masyarakat terhadap uang koin. Hal itu disampaikan seiring dengan menurunnya kepedulian terhadap uang koin atau biasa disebut uang receh. Sebab uang koin dapat memberikan dampak ekonomi yang cukup tinggi di daerah.
“Saya hadir di sini untuk mengapresiasi sekaligus untuk mengingatkan setiap satu rupiah uang baik koin maupun kertas yang kita punya harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Serta bisa memberi dampak besar kepada ekonomi di daerah,” ujar Emil Elestianto Dardak saat menghadiri acara Gerakan Peduli Koin Rupiah yang dilaksanakan di halaman kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Minggu (19/1).
Emil mengibaratkan, uang koin seringkali banyak dilupakan karena fungsinya yang sangat kecil. Bahkan jika kehilangan uang koin baik bernilai Rp 100, Rp 200 atau Rp 500 terkadang dibiarkan.
Padahal dalam agama, sebut Emil, diajarkan untuk tidak boleh menyiayiakan rejeki yang didapat. Bahkan, satu nasi saja tidak boleh kalau tidak dihabiskan.
“Bayangkan kalau jumlah penduduk di Jatim 40 juta jiwa, di setiap minggunya menyisihkan koin Rp 500 yang tidak terpakai. Jika ditotal mencapai Rp 20 milliar dari Jatim dan bisa di kontribusikan bagi pembangunan,” terangnya.
Menurut Emil, kegiatan Peduli Koin yang digagas BI Jatim memiliki pesan penting. Yaitu untuk menjadi sarana transaksi di tengah-tengah masyarakat. Maka, uang yang beredar harus kembali dengan jumlah yang sama.
Namun, jika uang yang sudah beredar tidak kembali, bisa dikatakan ekonomi dapat mandek atau terhambat. Karena uang yang berputar dan beredar akan terhenti karena transaksi akan berkurang. Istilahnya, dengan uang itu beredar dan berputar maka secara tidak langsung ekonomi akan tumbuh.
“Ini yang saya apresiasi bahwa kegiatan ini memberikan kesadaran sekaligus mendidik kepada mayarakat untuk lebih peduli terhadap uang koin. Jika tidak dimanfaatkan bisa ditukarkan kepada uang kertas dengan nilai yang lebih tinggi untuk melakukan transaksi,” jelslasnya.
Kepala Perwakilan BI Jatim Difi A. Johansyah berharap, kegiatan Peduli Koin ini bisa mengedukasi masyarakat untuk lebih memanfaatkan uang logam dengan cara menukarkannya kepada uang kertas yang memiliki nilai lebih besar. Menurutnya, keberadaan uang rupiah, baik berupa kertas maupun logam dinilai begitu penting dalam perekonomian di Jatim.
Tetapi, saat ini kepedulian masyarakat terhadap uang logam relatif rendah. Padahal, sekecil apapun nilai uang logam masih merupakan alat pembayaran yang sah.
“Kami mengistilahkan uang logam ini kecil nilainya, besar manfaatnya. BI akan senantiasa mendorong dan memastikan ketersediaan dan kelayakan uang rupiah di tengah-tengah masyarakat,” tutupnya. (jee)