Surabayatoday.id, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkomitmen terus menghidupkan sentra industri tas di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dan menjadikannya semakin maju. Ia ingin industri tas Tanggulangin bisa terus eksis di tengah persaingan di era teknologi digital yang begitu keras.
Secara khusus, gubernur perempuan pertama Jawa Timur itu berdialog langsung dengan pelaku industri tas Tanggulangin di Koperasi Intako (ndustri Tas dan Koper). Khofifah banyak menerima masukan dan juga menyerap keinginan para perajin tas agar bisa terus bertahan di persaingan pasar di era digital.
Salah satunya disampaikan Ketua Koperasi Intako Mahbub Junaidi. Menurut dia, di era digital membuat masyarakat bergeser trennya ke belanja online. Hal ini membuat pembeli tas di Intako Tanggulangin menurun hingga 50 persen.
“Untuk pembeli, kami memang merasakan ada penurunan yang cukup signifikan. Bahkan sekitar 50 persen,” katanya.
Dikatakan, para perajin di Intako sebenarnya berniat untuk menyiapkan pelatihan digital, promosi lewat media sosial. Namun kendalanya adalah kempuan yang terbatas.
“Kami berharap dan bersyukur jika Ibu Gubernur bisa segera memberikan bantuan untuk bisa memajukan usaha tas Tanggulangin ini,” kata Mahbub.
Pria ini juga mengaku bersyukur Khofifah berkenan mampir ke koperasi Intako. Karena itu ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan keluhan dan juga tantangan industri tas Tanggulangin ke depan.
Sedangkan Khofifah mengatakan para pelaku industri tas di Tanggulangin ini ada keinginan maju. “Mereka ingin bisa terus bersaing dan mendorong agar produk tas mereka tetap diminati pasar,” kata Khofifah.
Hasil dari dialog dengan pelaku industri tas di Tanggulangin, setidaknya ada tiga hal yang siap dilakukan Pemprov Jawa Timur dalam mendorong kemajuan sentra industri tas Tanggulangin ini.
Pertama, Pemprov Jatim akan mempertemukan perajin kulit dengan pengrajin tas. Rencananya Khofifah akan mempertemukan perajin kulit Magetan dengan perajin tas di Tanggulangin Sidoarjo ini.
“Yang mereka minta sedehana kok, mereka ingin ada pertemuan antara perajin kulit dan perajin tas. Ini belum pernah dilakukan,” tambahnya.
Dikatakan, mereka nanti akan pertemukan. Rencananya dua kali, pertama nanti di Magetan, dan kedua di Tanggulangin. Hal itu supaya perajin tahu sebenarnya kulit seperti apa yang dibutuhkan oleh perajin tas di Tanggulangin.
“Mulai teksturnya, jenisnya warna dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya,” papar mantan Menteri Sosial ini.
Intervensi kedua yang siap diberikan Pemprov Jatim pada para pelaku industri tas Tanggulangin adalah program sertifikasi tenaga kerja. Program ini akan konek dengan program cipta lapangan kerja Presiden Jokowi.
Rencananya, di sentra industri tas Tanggulangin ini akan disediakan kurikulum dan sertifikasi pada siswa SMK yang magang selama enam bulan hingga satu tahun.
Ketiga, langkah yang sedang disiapkan adalah menyediakan mentor dan tenaga ahli digital IT untuk membimbing perajin dan penjual tas agar bisa terus eksis dan bersaing di era teknologi digital.
Langkah ini diberikan atas permintaan perajin, yang selama ini mengeluhkan penurunan pembeli hingga 50 persen lantaran pembelinya beralih ke belanja online, bisa teratasi.
Sebelumnya, Koperasi Intako sudah pernah melakukan teknik menjual produk secara online. Namun, saat upaya itu dilakukan, yang terjadi justru perajin kewalahan lantaran tidak cukup tenaga kerja saat permintaan meningkat dalam jumlah besar.
“Untuk masuk ke bisnis digital, sekarang ini mereka butuh mentor untuk bisa membimbing bagaimana produk mereka masuk ke pasar online. Dengan harapan mentor tersebut bisa memandu penjualan secara online dan secara kontinyu,” tegas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.
Rencananya pengembangan bisnis digital di sentra industri tas Tanggulangin ini akan dikonekkan dengan program Millenial Job Center. Khususnya agar di Tanggulangin terbentuk ekosistem usaha dan managemen bisnis digital yang baik. Misalnya mereka tak lagi memproduksi banyak jenis atau model tas, namun siap saat mendapatkan pesanan dalam jumlah besar.
“Kita harap tiga program kita tersebut bisa terus menjaga eksistensi dan meningkatkan daya saing sentra industri tas Jatim sehingga tak kalah di era yang semuanya sudah serba online ini,” pungkas Khofifah. (jee)